Berikut adalah terjemahan dari artikel “Complete in Christ” di Grace to You.
Ada satu cerita tentang William Randolph Hearst, seorang penerbit koran yang sudah meninggal. Hearst menginvestasikan jumlah yang sangat besar mengoleksi karya-karya seni yang besar. Pada suatu hari ia membaca tentang beberapa benda seni berharga dan menentukan ia harus menambahkannya pada koleksinya. Maka Hearst mengirimkan agennya ke luar negeri untuk mencari dan membeli benda-benda seni berharga itu. Berbulan-bulan berlalu sebelum agen Hearst itu kembali dan melaporkan bahwa benda-benda itu akhirnya telah ditemukan —di gudang miliknya sendiri. Hearst sudah membeli benda-benda seni itu bertahun-tahun sebelumnya!
Hal ini dapat disamakan dengan orang-orang Kristen pada waktu ini, dalam jumlah yang mengkhawatirkan banyaknya, yang dengan bersusah payah mencari-cari sumber-sumber kerohanian yang sebenarnya sudah mereka miliki. Itu adalah usaha pencarian yang sia-sia. Inilah api penyesatan yang sebagian dikipas-kipasi oleh gagasan yang keliru bahwa keselamatan sejati belum cukup untuk mengubah orang percaya dan memperlengkapi mereka untuk kehidupan Kristen. Mereka yang terpengaruh percaya bahwa mereka perlu sesuatu yang lebih lagi — lebih banyak lagi dari Kristus, lebih banyak lagi dari Roh Kudus, pengalaman-pengalaman ekstase, penglihatan-penglihatan mistik, tanda-tanda, hal-hal ajaib, mukjizat-mukjizat, pemberkatan kedua, bahasa lidah, level kerohanian yang lebih tinggi atau lebih dalam lagi, dan seterusnya.
Tetapi memiliki Yesus artinya adalah memiliki semua sumber kerohanian. Semua yang kita butuhkan kita temukan di dalam Dia. Daripada kita berusaha untuk menambahkan sesuatu kepada Kristus kita seharusnya hanya belajar untuk menggunakan segala sumber yang sudah menjadi milik kita di dalam Kristus.
Bisa dikatakan bahwa bagian dari isi Kitab Suci yang menegaskan kelengkapan seseorang di dalam Kristus adalah surat Kolose. Rasul Paulus menuliskan surat ini untuk orang percaya yang kuat di dalam iman dan kasih (Kolose 1:4), tetapi menjadi bingung akibat ajaran sesat yang menolak kelengkapan dari Kristus. Mulai hari ini kita akan mengamati dengan teliti beberapa bagian kunci dari teks penting ini.
Kita tidak tahu secara pasti kesesatan apa yang terjadi di Kolose sebab Paulus tidak mengungkapkannya secara detail atau menyebutkan dan mencela nama para pemimpinnya. Namun Paulus membantahnya secara umum dengan menunjukkan bahwa kesesatan itu berakar dari pandangan yang tidak memadai dan salah mengenai Pribadi dan karya Kristus. Ia menuliskan jemaat di gereja Kolose satu surat rasuli utuh yang berpusat pada Kristus — peran-Nya di alam semesta, pekerjaan-Nya dalam karya keselamatan, keutamaan-Nya sebagai Allah, posisi-Nya sebagai kepala gereja, dan kelengkapan mutlak-Nya untuk setiap kebutuhan manusia. Melalui ini, Paulus memperlihatkan bahwa pertahanan terbaik untuk melawan ajaran kesesatan adalah melalui Kristologi yang sepenuhnya alkitabiah. Paulus memperingatkan jemaat di Kolose bahwa upaya untuk menambah-nambahkan atau mengurangkan sesuatu dari Kristus, selalu berakhir sebagai bencana rohani.
Di pasal 1 Paulus menuliskan:
[Allah] telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang terkasih; di dalam Dia kita memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan dosa.
Dialah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan, karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di surga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu menyatu di dalam Dia. Dialah kepala tubuh, yaitu jemaat. Dialah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga Dialah yang lebih utama dalam segala sesuatu. Karena seluruh kepenuhan Allah berkenan tinggal di dalam Dia, dan melalui Dialah Allah memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di surga, sesudah Ia mengadakan pendamaian dengan darah salib Kristus.
Sang rasul memberikan satu rangkuman yang sangat mendalam ketika ia mengatakan bahwa di dalam Kristus tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan (Kolose 2:3), sebab ” dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan keilahian” (Kolose 2:9). Dialah kepala semua pemerintah dan penguasa (Kolose 2:10). Dialah hidup itu sendiri (Kolose 3:4)! Apa lagi yang perlu sang rasul tambahkan untuk menegaskan kemutlakan lengkapnya Tuhan kita?
Kesesatan yang dihadapi Paulus adalah kesesatan yang berlapis-lapis. Para penyesat dari Kolose itu mengajarkan bahwa Kristus sendiri tidak cukup untuk mengangkat seseorang sampai tingkat kerohanian yang paling tinggi. Mereka menganjurkan aneka ragam bahan tambahan rohani yang palsu, termasuk filosofi (Kolose 2:8-10), legalisme (Kolose 2:11-17), mistisisme (Kolose 2:18-19), dan asketisme (Kolose 2:20-23). Dan seperti yang akan kita lihat dalam catatan beberapa hari ke depan, kebenaran Kristus yang mutlak tak bisa disangkal itu tidak mungkin bersatu dengan kesesatan-kesesatan apa pun.