Pencari yang Sensitif atau Orang Kudus yang Sensitif?

1 Korintus 14:23

Kamis, 11 Januari 2024

John MacArthur

 

Berikut ini adalah kutipan dari Tafsiran Perjanjian Baru MacArthur mengenai Surat 1 Korintus 14.

Jadi, kalau seluruh jemaat berkumpul bersama-sama dan tiap-tiap orang berkata-kata dengan bahasa lidah, lalu masuklah orang-orang luar atau orang-orang yang tidak beriman, bukankah mereka akan katakan bahwa kamu gila? Tetapi kalau semua bernubuat, lalu masuk orang yang tidak beriman atau orang baru, ia akan diyakinkan oleh semua dan diselidiki oleh semua; segala rahasia yang terkandung di dalam hatinya akan menjadi nyata, sehingga ia akan sujud menyembah Allah dan mengaku: “Sungguh, Allah ada di tengah-tengah kamu.” (1 Kor. 14:23-25, PBTB2)

Keterbatasan fungsi dari karunia bahasa lidah (“bahasa roh”, TB) yang sejati dapat dilihat dari kenyataan bahwa, bahkan pada masa yang tepat dalam sejarah, karunia ini dapat disalahgunakan dan menjadi penghalang dalam beribadah dan penginjilan. Jika setiap orang yang mempunyai karunia tersebut berbicara secara serentak, lalu masuklah orang-orang luar atau orang-orang yang tidak beriman, bukankah mereka akan katakan bahwa kamu gila? Seperti dalam ayat 16, saya percaya bahwa idiotes (“orang luar” [yang tidak memiliki karunia tersebut]) lebih baik diterjemahkan dalam arti yang lebih umum yaitu “yang tidak menguasainya” atau “yang tidak peduli”.

Orang non-Yahudi yang belum beriman dan percaya akan merasa terganggu ketika seluruh jemaat berkumpul bersama-sama dan tiap-tiap orang berkata-kata dengan bahasa lidah, karena dia tidak akan memahami arti dalam tanda itu. Orang Yahudi yang belum beriman dan percaya akan merasa terganggu karena keributan dan kebingungan tersebut. Mainomai ( gila ) artinya berada dalam kemarahan yang membara; berada di luar kendali diri sendiri dalam kemarahannya. Orang yang tidak beriman, baik non-Yahudi atau Yahudi, akan meninggalkan ibadah tersebut dengan berpikir bahwa itu hanyalah ritual yang liar dan tidak berarti, sama seperti ritual dalam paganisme.

Meskipun bahasa lidah tidak diberikan untuk membangun, namun bahasa lidah harus [merupakan sesuatu yang bisa] dipahami, bukan yang menimbulkan kebingungan. Keheranan para pengunjung Yahudi di Yerusalem pada hari Pentakosta adalah terkait dengan fakta bahwa mereka memahami apa yang diucapkan dengan bahasa lidah dalam “bahasa [mereka] sendiri” (Kis. 2:11, PBTB2).

Di sisi lain, kalau semua bernubuat, lalu masuk orang yang tidak beriman atau orang baru, ia akan diyakinkan oleh semua dan diselidiki oleh semua. Berbagai kata kerja yudisial ini mengindikasikan bahwa pemberitaan Firman akan membawa manusia pada keyakinan bahwa argumen tersebut benar, dan bahwa mereka akan dihakimi berdasarkan tanggapan mereka. Paulus terus mengkontraskan bahasa lidah dengan nubuatan; dengan sekali lagi menunjukkan keunggulan [karunia] nubuatan. Nubuatan yang digunakan di bagian ini mempunyai arti yang paling umum yaitu menyampaikan Firman Tuhan. Ketika Firman diberitakan, maka Firman itu berbicara ke dalam hati manusia dan membawa keinsafan akan dosa; langkah awal menuju iman. Orang yang diinsafkan tersebut mulai melihat dirinya sebagaimana adanya karena segala rahasia yang terkandung di dalam hatinya akan diungkapkan. Niat dan tindakannya yang berdosa tersebut dinyatakan kepadanya. Akibatnya, dia akan sujud menyembah Allah dan mengaku: “Sungguh, Allah ada di tengah-tengah kamu.” Kesaksian jemaat yang paling kuat bukanlah pada kegembiraannya yang berlebihan, melainkan pada proklamasinya yang jelas akan Firman Allah yang penuh kuasa (Ibr. 4:12).

Ketika bahasa lidah disalahgunakan, yang ada hanyalah kebingungan, frustrasi, dan kebimbangan. Mereka yang belum beriman dan percaya akan pergi, sedangkan mereka yang beriman dan percaya tidak bertumbuh. Namun, nubuatan akan meneguhkan mereka yang percaya, dan menginjili mereka yang belum percaya. Tuhan dihormati dan manusia diberkati ketika FirmanNya dinyatakan dengan jelas. Keinginan kita adalah agar setiap pelayanan, setiap kegiatan, segala sesuatu yang kita ucapkan atau lakukan dalam nama Tuhan akan membuat orang berkata bahwa “Sungguh, Allah ada di tengah-tengah kamu.”

https://www.gty.org/library/bibleqnas-library/QA0157

Bagikan: