Ranting-ranting yang Tidak Berbuah

Yohanes 15:1-6

Selasa, 2 Januari 2024

John MacArthur

 

Berikut ini adalah kutipan dari Tafsiran Perjanjian Baru MacArthur mengenai Injil Yohanes 15.

Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya… Siapa saja yang tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar (15:2a, 6, PBTB2). Nasib yang sangat berbeda menanti ranting-ranting yang tidak berbuah. Karena ranting yang tidak berbuah ini merugikan kesuburannya pokok anggur, maka si penggarap kebun anggur akan memotong ranting-ranting yang kering, tidak bernyawa dan layu. Di dalam analogiNya Tuhan, si penggarap anggur (Allah Bapa) mengambil ranting-ranting yang palsu yang belum lahir baru dari keterikatannya yang dangkal pada pokok anggur, dan ranting-ranting itu dibuang .

Yang dimaksud di sini bukanlah, seperti yang dibayangkan banyak orang, yang adalah tentang orang-orang Kristen yang sejati yang bisa kehilangan keselamatan mereka atau tentang orang-orang Kristen sejati yang tidak berbuah (suatu hal yang mustahil, seperti yang telah kita lihat). Sebaliknya ranting-ranting yang tidak menghasilkan buah menandakan mereka sebagai murid-murid palsu, yang tidak beriman dan tidak percaya karena (seperti yang telah disebutkan sebelumnya) semua orang Kristen yang sejati pasti menghasilkan buah. Terlebih lagi, Yesus berjanji bahwa Dia tidak akan membuang murid yang sejati mana pun: “Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan siapa saja yang datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang” (Yoh. 6:37, PBTB2).

Frasa di dalam Aku dalam hal ini tidak sama dengan konotasinya Paulus mengenai kesatuan orang percaya dengan Kristus. Melainkan ini menggambarkan mereka yang dari luar tampak melekatkan diri mereka kepadaNya (lih. Mat. 13:20–22; Rom. 9:6–8; 11:16–24; 1 Yoh. 2:19). Orang-orang seperti itu akan selalu hadir bersama-sama dengan gereja yang sejati. Perjanjian Baru (PB) menggambarkan mereka sebagai lalang di antara gandum (Mat. 13:25–30); ikan yang tidak baik yang dibuang (Mat. 13:48); para kambing yang akan dijatuhi hukuman kekal (Mat. 25:33, 41); mereka yang dibiarkan berdiri di luar ketika si tuan rumah menutup pintu (Luk. 13:25–27); gadis-gadis bodoh yang tidak diikutsertakan dalam pesta perkawinan (Mat. 25:1-12); si hamba tak berguna yang menguburkan talenta tuannya di dalam tanah (Mat. 25:24–30); orang-orang murtad yang pada akhirnya meninggalkan persekutuan orang-orang percaya (1 Yoh. 2:19); [mereka] yang memperlihatkan hati yang jahat dan tidak beriman dan tidak percaya dengan meninggalkan Tuhan yang hidup (Ibr. 3:12); [mereka] yang dengan sengaja terus berbuat dosa setelah menerima pengetahuan tentang kebenaran (Ibr. 10 :26); dan [mereka] yang murtad dari kebenaran terhanyut menuju kebinasaan kekal (Ibr. 10:39). Mereka membayangkan diri mereka sedang berjalan menuju surga tetapi mereka sebenarnya sedang berjalan di jalan yang luas menuju neraka (Mat. 7:13-14).

Tepat di hadapan mereka terdapat contoh utama dari ranting yang palsu— [yaitu] Yudas Iskariot. Tampak dari luar, Yudas tidak dapat dibedakan dari kesebelas rasul lainnya—sedemikian rupa sehingga ketika Yesus, sebelumnya pada malam itu mengumumkan, “Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, salah seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku” (Yoh. 13:21, PBTB2), maka “murid-murid [yang lain] itu memandang seorang kepada yang lain, mereka ragu-ragu siapa yang dimaksudkanNya” (ay. 22). Mereka akhirnya harus meminta Dia untuk menunjukkan siapa pengkhianatNya (ay.23-26). Namun, Yudas tidak pernah diselamatkan. Dalam Injil Yohanes 6:70–71 (PBTB2) Yesus berkata kepada para rasul, “‘… Bukankah Aku sendiri yang telah memilih kamu yang dua belas ini? Namun, salah seorang di antara kamu adalah Iblis.’ Yang dimaksudkanNya ialah Yudas, anak Simon Iskariot; sebab dialah yang akan menyerahkan Yesus, walaupun dia seorang di antara kedua belas murid itu.”

Nasib akhir yang menanti ranting-ranting yang palsu itu adalah dicampakkan ke dalam api lalu… dibakar. Dalam Matius 13:49–50 (PBTB2) Yesus memperingatkan bahwa “pada akhir zaman: Malaikat-malaikat akan datang memisahkan orang jahat dari orang benar, lalu mencampakkan orang jahat ke dalam tungku berapi; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertak gigi” (lih. Mat. 3:10–12; 7:19; 25:41; Mar. 9:43–48; Luk. 3:17). Protes mereka yang dalam kesedihan, “Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mukjizat demi nama-Mu juga?” (Mat. 7:22, PBTB2) akan menimbulkan jawaban yang mengerikan dari Tuhan, “Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari hadapan-Ku, kamu sekalian yang melakukan kejahatan!” (Mat. 7:23, PBTB2).

Pilihan yang dihadapi setiap orang sudah jelas. Tinggal di dalam Kristus sebagai murid yang sejati akan menghasilkan perilaku yang benar, dan menghasilkan sukacita dan berkat yang kekal. Namun, bagi mereka yang pengakuan imannya palsu, seperti Yudas, tidak akan menghasilkan buah dan pada akhirnya dibuang ke dalam siksaan kekal di neraka. Pernyataan Tuhan yang serius mengenai Yudas, “Celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan.  Lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan” (Mat. 26:24, PBTB2) berlaku untuk semua murid yang palsu. Seperti yang dinyatakan Petrus: “Sebab jika mereka, oleh pengenalan mereka akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus, telah melepaskan diri dari kecemaran-kecemaran dunia, tetapi terlibat lagi di dalamnya, maka akhirnya keadaan mereka lebih buruk daripada yang semula.  Karena itu, lebih baik bagi mereka, jika mereka tidak pernah mengenal Jalan Kebenaran daripada mengenalnya, tetapi kemudian berbalik dari perintah kudus yang disampaikan kepada mereka.” (2 Pet. 2:20-21, PBTB2).

https://www.gty.org/library/bibleqnas-library/QA0145

Bagikan: