Selalu Siap Sedia

1 Petrus 3:15

Senin, 1 Januari 2024

John MacArthur

 

Berikut ini adalah kutipan dari Tafsiran Perjanjian Baru MacArthur Mengenai Surat 1 Petrus 3.

Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungjawaban (pembelaan atau memberi jawaban [Lihat Alkitab Yang Terbuka])kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungjawaban dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat, (3:15b, PBTB2). Bukan hanya ketekunan yang muncul melalui berkat dari penderitaan yang harus dimiliki oleh orang-orang percaya, namun ada juga kesempatan bagi mereka untuk membela kebenaran ketika sedang dianiaya. Orang Kristen harus siap melakukan pembelaan terhadap imannya. Istilah Yunani untuk defense (pertanggungjawaban) (apologia) adalah kata yang menjadi asal muasal istilah bahasa Inggris apology dan apologetics. Kata ini sering kali merujuk pada suatu pembelaan yang formal dalam ruang sidang pengadilan (lih. Kis. 25:16; 2 Tim. 4:16). Namun, Paulus juga menggunakan kata ini secara tidak formal untuk menunjukkan kemampuannya dalam menjawab orang-orang yang bertanya kepadanya (Fil. 1:16). [Kata ini] selalu mengindikasikan kebutuhan para orang percaya untuk secara konstan selalu siap merespons, baik dalam ruang sidang formal maupun informal, kepada setiap orang yang meminta mereka untuk memberikan pertanggungjawaban mengapa mereka menjalani hidup dan meyakini apa yang mereka lakukan. Account (pertanggungjawaban) secara sederhana berarti logos, “kata” atau “pesan”, yang menyerukan para orang kudus untuk sanggup memberi kata-kata yang tepat ketika seseorang bertanya pada mereka (dalam bentuk present tense) pertanyaan tentang Injil.

Injil diidentifikasikan sebagai pengharapan yang ada pada diri orang percaya. Pengharapan identik dengan iman Kristen karena motif para orang percaya menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat adalah antisipasi mereka untuk terlepas dari neraka dan masuk ke dalam kemuliaan yang kekal (lih. Kis. 26:6; Efe. 1:18; 4:4; Kol. 1:23; Ibr. 10:23). Dengan demikian, pengharapan menjadi titik fokus dari setiap penjelasan rasional yang harus diberikan oleh orang percaya mengenai keselamatan mereka. (Untuk wawasan lebih lanjut tentang makna dari pengharapan, lihatlah pembahasan tentang bagian 1:3 dalam bab 2 buku ini).

Pertanggungjawabannya orang percaya akan pengharapan ini di hadapan orang yang tidak percaya yang bertanya [padanya] haruslah dilakukan dengan tegas dan tanpa kompromi. Namun, pada saat yang bersamaan, hal itu harus disampaikan dengan lemah lembut dan hormat. Lemah lembut merujuk pada kelemahlembutan atau kerendahan hati, bukan dalam arti kelemahan, melainkan dalam arti tidak dominan atau sombong (lih. Efe. 4:15, “mengatakan kebenaran dalam kasih”, AYT). Tuhan sendiri identik dengan nilai kebajikan ini. Demikian juga dengan Paulus: “Aku, Paulus, diriku sendiri memohon kepadamu dengan kelembutan dan kemurahan Kristus (2 Kor. 10:1a, AYT).

Rasa hormat mengekspresikan pengabdian kepada Allah, penghargaan yang mendalam terhadap kebenaranNya, dan bahkan rasa hormat kepada orang yang mendengarkan (Kol. 4:6; 2 Tim. 2:24-26).

Orang-orang Kristen yang tidak dapat memberikan penjelasan yang alkitabiah mengenai iman mereka secara jelas (lih. 1 Tes. 5:19-22; 1 Yoh. 2:14) akan merasa tidak aman ketika ditantang dengan keras oleh orang-orang yang tidak percaya (lih. Efe. 4:14-15). Dalam beberapa kasus, rasa tidak aman tersebut dapat mengurangi dan melemahkan rasa aman mereka terhadap jaminan keselamatannya. Serangannya dunia dapat membuat mereka yang tidak “berbajuzirahkan iman dan kasih, dan berketopongkan pengharapan keselamatan” menjadi kewalahan (1 Tes. 5:8, PBTB2; bdk. Efe. 6:10-17).

https://www.gty.org/library/bibleqnas-library/QA0144

Bagikan: